Lokakarya Kurikulum Kampus Merdeka Prodi Antropologi yang dilaksanakan secara daring, Selasa (25/8/2020). Foto; Ist
UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Malikussaleh, menggelar lokakarya Kurikulum Kampus Merdeka, yang merupakan salah satu upaya memperkuat basis pendidikan antropologi dan kaitannya dengan dunia kerja, Selasa (25/8/2020).
Lokakarya yang digelar secara daring tersebut, dibuka secara resmi oleh Dekan Fisip Unimal Dr M Nazaruddin MSi, menghadirkan narasumber Abdullah Akhyar Nasution (Kaprodi Antropologi Unimal) dan Dr Zulkifli B Lubis (Ketua GKM Departemen Antropologi USU) sebagai penelaah tentang Kurikulum Merdeka.
Dalam sambutannya, Dekan FISIP Unimal mengatakan, Kurikulum Kampus Merdeka diharapkan mampu mendorong munculnya inovasi di dalam pengembangan keilmuan sehingga kehadiran prodi dan kajian antropologi dapat dirasakan oleh masyarakat.
“Kita berharap kontribusi antropologi pada kajian akademis tidak saja pada tataran teoritis akan tetapi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” ucap M Nazaruddin.
Selanjutnya M Nazaruddin mengatakan, Unimal memiliki Migas Centre yang merupakan lembaga kajian di bidang industri migas pada semua aspek. Hasil kajian industri migas sekitar 60 persen hal yang berkaitan dengan bidang humaniora.
“Di sini jelas, bahwa industri migas saja tidak hanya melulu pada masalah teknik migas semata, akan tetapi bidang humaniora memiliki porsi yang lebih besar. Oleh karena itu diharapkan, dengan adanya Kurikulum Kampus Merdeka pada Prodi Antropologi dan pengkajian keilmuan yang dimiliki mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga keberadaan Prodi Antropologi mampu memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu sosial, budaya, dan juga korelasinya dengan dunia kerja,” jelas M Nazaruddin.
Sementara itu, Kaprodi Antropologi, Abdullah Akhyar Nasution, yang membawakan materi spesifik tentang Kurikulum Kampus Merdeka Prodi Antropologi Unimal, menyebutkan bahwa Prodi Antropologi memiliki kekhususan, diantaranya tentang kearifan lokal, resolusi konflik, masalah budaya, dan kebencanaan.
“Kami punya pemahaman untuk mendukung tujuan tersebut, karena berdasarkan sejarah, kekayaan etnis dan juga sebagai daerah otonomi khusus, Aceh telah menghasilkan pengetahuan yang begitu besar terhadap kajian sosial dan juga budaya. Sehingga hadirnya Kurikulum Kampus Merdeka dan aplikasi mata kuliah pada setiap semester akan mengarah pada tujuan yang diinginkan oleh mahasiswa,” ungkap Akhyar.
Dr Zulkifli B Lubis menyampaikan bahwa banyak kearifan lokal di Aceh yang bisa digali oleh Prodi Antropologi Unimal sebagai kajian dalam memperkaya pengetahuan antropologi dan kaitannya dengan Kurikulum Kampus Merdeka.
Setelah penyampaan materi oleh narasumber, dilaksanakan diskusi yang dipandu oleh Dr Ibrahim Chalid. Peserta diberikan kesempatan untuk bertanya kepada narasumber tentang Kurikulum Kampus Merdeka Prodi Antropologi atau peserta diperbolehkan juga menyampaikan saran sebagai bahan tambahan terhadap pelaksanaan kurikulum tersebut.
Salah seorang peserta Nurliana yang merupakan Kabid di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara menyarankan, agar materi tentang sejarah harus menjadi kajian prioritas, karena persoalan sekarang banyak yang peserta didik yang kurang paham tentang sejarah, sedangkan di Aceh banyak situs sejarah seperti nisan dan sebagainya yang harus digali dan dijadikan mata kuliah sejarah sosial dan budaya.
Peserta lainnya, Murfida dari Balitbangkes Aceh menyarankan agar pihak akademik lebih memprioritaskan ruang belajar terhadap mahasiswa yang mempelajari kajian antropologis karena kajian yang bersifat antropologis semakin luas pembahasannya, terutama yang menggunakan etnografi.
Lokakarya yang dilakukan secara daring itu dimulai pada pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 12.30 Wib Lokakarya tersebut juga dihadiri oleh mahasiswa dan alumni. Kegiatan tersebut berlangsung dengan serius di mana peserta cukup antusias merespon penyampaian Kurikulum Kampus Merdeka Prodi Antropologi. Sebagian peserta juga berharap agar implementasi kurikulum bisa mendorong pengembangan ilmu sosial utamanya.[mgd]
Baca Juga: Lokakarya Kurikulum Kampus Merdeka Prodi Ilmu Politik