Diskusi Online tentang “Prospek dan Tantangan Ilmu Komunikasi Dari Masa Ke Masa”, Ahad (14/6/2020). Foto: Ist.
UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Wabah Covid-19 yang melanda dunia telah membawa perubahan besar dalam berbagai bidang, termasuk terhadap cara dan gaya berkomunikasi masyarakat. Untuk itu, semua pihak harus terbiasa yang budaya komunikasi baru yang lebih mengandalkan teknologi daripada pertemuan fisik.
Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh, Kamaruddin Hasan, M.Si, menilai kebiasaan berkomunikasi dengan teknologi tidak bisa dihindari dalam kondisi sekarang.
“Kita tidak tahu sampai kapan pandemi ini berakhir. Jadi, cara berkomunikasi dengan teknologi harus dibiasakan. Dibutuhkan kreativitas dalam berkomunikasi dalam situasi seperti ini,” ujarnya dalam acara diskusi online, Ahad (14/6/2020).
Diskusi online bertema tentang “Prospek dan Tantangan Ilmu Komunikasi Dari Masa Ke Masa” itu juga menghadirkan dua pemateri lainnya, yakni dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh, Muhammad Fazil, M.Soc.Sc dan CEO Tebing Tinggiku, Andika Pratama S.I.Kom. Diskusi online tersebut dipandu Rahmatillah dan diikuti mahasiswa Prgram Studi Ilmu Komunikasi dari sejumlah pergurun tinggi.
Kamaruddin mengakui banyak hambatan dalam komunikasi dengan menggunakan teknologi, di tengah berbagai keterbatasan yang ada terutama dalam teknologi komunikasi. “Tapi kita harus membiasakan diri dengan itu sambil berharap pandemi ini berakhir dan fasilitas komunikasi di negeri kita semakin membaik,” tambah Ketua Aspikom Korwil Aceh tersebut.
Sebagai Ketua Prodi Ilmu Komunikasi, Kamaruddin berharap diskusi tersbeut bisa membuka cakrawala berpikir dan kreativitas mahasiswa, tidak saja dari Prodi Ilmu Komunikasi, tetapi bagi semua mahasiswa.
“Dalam melihat,memandang dan menyikapi problematika zaman ini, kegiatan diskusi seperti ini harus berjalan secara kontinyu dan bersinergi dengan semua pihak,” tandas Kamaruddin.
Menurut Ketua Pelaksana, Ahmad Mubarok, diskusi yang menggunakan aplikasi Zoom ini sangat membantu mahasiswa dalam memilih dan menentukan strategi komunikasi di masa mendatang. “Harusnya diskusi ini kami gelar secara tatap muka dalam ruangan. Tapi karena wabah korona, kami membuat secara daring,” kata Mubarok. [ayi]